7 bocah berseragam pramuka di Surabaya gagalkan aksi jambret HP, pria bertato yang membawa pisau itu pun tumbang karena kekompakan bocah tersebut.
Aksi 7 bocah sekolah dasar (SD) terjadi di Jalan Dukuh Kupang Gang 16, Surabaya dan terekam CCTV.
Pelaku yang tumbang karena aksi 7 bocah SD itu akhirnya diamankan warga lalu diserahkan ke polisi.
Dari pemeriksaan terungkap bahwa jambret bertato itu bernama Imam (49), warga Jalan Putat Jaya Gang Pasar, Sawahan, Surabaya. Sementara bocah SD yang HP-nya hendak dirampas adalah DMW, siswi kelas VI.
Kapolsek Dukuh Pakis, Kompol Mohammad Irfan menjelaskan, peristiwa bermula saat korban sedang bermain di pos ronda bersama temannya.
Tiba-tiba datang pelaku yang mengendarai motor langsung menghampiri korban dan temannya, kemudian merampas HP korban.
Saat melakukan perampasan itu, pelaku mengeluarkan pisau dari balik baju. Dia memaksa korban menyerahkan handphonenya.
Korban dan teman-temannya kemudian sempat berusaha menyelamatkan diri,” terang Irfan, Kamis (26/1/2023).
Saat korban berusaha menarik baju pelaku. Melihat korban melawan pelaku, teman-temannya akhirnya membantu dengan memukuli hingga menahan motor pelaku sambil berteriak jambret.
Warga sekitar yang mendengar teriakan para bocah SD itu berlari mendatangi lokasi dan mengamankan pelaku. Warga yang geram kemudian menghajar pelaku hingga babak belur, sebelum akhirnya diserahkan ke polisi.
Kami sangat mengapresiasi keberanian anak-anak ini. Berani melawan pelaku, yang bahkan saat itu membawa senjata tajam. Ini sangat luar biasa. Patut kami berikan reward,” ujar Irfan.
“Namun, dalam hal ini, kami juga mengimbau kepada para orangtua, agar terus mengawasi anak-anaknya.
Dan jangan sampai dipegangin HP sendiri, apalagi saat sekolah. Ini sangat bahaya, bisa memancing kejahatan. Dan tentunya, dalam hal ini juga menjadi pembelajaran, contoh bagi semua, agar kedepannya lebih berhati-hati,” tambahnya.
Sementara tersangka Imam mengaku baru sekali ini melakukan perampasan. Dia mencari sasaran dengan naik motor dan membawa pisau untuk mengancam.
Imam mengaku sudah menunggak tagihan air tiga bulan. Meteran di rumahnya diancam diputus.
Di saat yang sama token listriknya habis. “Sebenarnya punya warung. Tetapi sedang tidak ada uang karena banyak kebutuhan,” terang Imam.