DAIRI – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Dairi Romy Frida Mariani Simarmata Eddy Berutu mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakna Universitas Sumatera Utara (USU) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sidikalang.
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan tersebut dilaksanakan oleh Prof. drg Sondang Pintauli, PhD, Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si, Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D, Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS, Ph.D, serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Demikian disampaikan Romy saat menghadiri pertemuan pemberdayaan dan pendampingan pada orang tua dan siswa penyandang disabilitas dalam pemeliharaan kesehatan gigi nulut di Ruang Serba Guna SLB Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang, Sabtu (23/9/2023).
“Hari ini kita kedatangan tamu dari Universitas Sumatera Utara dalam program professor mengabdi. Hal ini merupakan suatu berkah karena kita dapat berdiskusi dan memperoleh ilmu dari apa yang telah mereka ajarkan,” ucap Romy.
Disampaikan Romy, program ini memberikan manfaat bagi orang tua, guru, dan siswa penyandang disabilitas dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut sejak dini, serta sebagai bentuk tindakan popmotif dan preventif dalam menjaga kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut.
Romy juga menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.
“Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada tim pelaksana dari USU serta mahasiswa kedokteran gigi USU yang telah mempraktikkan langsung cara sikat gigi yang baik dan benar kepada anak-anak di sekolah ini. Kiranya program seperti ini dapat dilaksanakan kembali karena manfaat yang dirasakan sungguh luar biasa,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Sondang Pintauli menyampaikan beberapa poin penting tentang teknik dalam menyikat gigi untuk anak disabilitas sesuai dengan posisi duduk anak dengan orang tua atau guru yaitu teknik wheel chair, kasur/sofa, dan duduk di lantai.
“Teknik wheel chair artinya orang tua duduk di belakang kursi roda anak dan kemudian pegang rahang anak untuk mulai menyikat giginya, serta pastikan kursi roda dalam posisi terkunci. Teknik kasur/sofa artinya anak disabilitas dibaringkan pada bagian paha orang tua yang duduk di kasur atau pun di sofa, kemudian pegang kepala dan bahu anak dengan satu tangan, lalu mulailah kegiatan menyikat gigi. Sementara teknik duduk di lantai artinya membiarkan anak duduk di lantai, kemudian orang tua duduk pada kursi dan mulai menyikat giginya. Apabila anak tidak bisa diam pada posisi ini, biarkan lutut menjadi alat untuk menahan bagian bahu dan kepalanya,” ucap Prof. Sondang menjelaskan.
Lebih lanjut, Prof. Sondang menjelaskan penyandang disabilitas memiliki keterbatasan melakukan sesuatu secara normal termasuk dalam melakukan prosedur untuk membersihkan gigi dan mulutnya yang apabila tidak dilakukan akan mempengaruhi terjadinya gigi berlubang atau karies.
Oleh karena itu, kata Prof. Sondang, guru atau orang tua serta petugas pendamping membutuhkan kesabaran bahkan pendampingan khusus agar penyandang disabilitas mampu untuk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi secara mandiri.
“Terdapat sebuat kalimat motivasi dari Yvonne Piere yang berkata ketika anda berfokus pada disabilitas seseorang, anda akan mengabaikan kemampuan, keindahan,dan keunikan mereka. Begitu Anda belajar untuk menerima dan mencintai mereka apa adanya, Anda secara tidak sadar belajar untuk mencintai diri sendiri tanpa syarat,” kata Prof. Sondang saat mengakhiri materi yang disampaikannya. (Nid)