DAIRI – Terdapat miskonsepsi di tengah masyarakat yang mengharuskan anak-anak PAUD harus sudah bisa membaca, menulis, berhitung (calistung) ketika mereka dilepas dari pendidikan PAUD.
Hal ini disampaikan Bunda PAUD Kabupaten Dairi Romy Mariani Eddy Berutu br. Simarmata saat melepas siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-kecamatan Tanah Pinem, di Jambur Merga Silima, Desa Lau Tawar, Kecamatan Tanah Pinem, Senin (12/6/2023).
“Ini adalah miskonsepsi atau pemikiran yang harus diluruskan. Sehingga diperlukan adanya sosialisasi transisi PAUD ke SD. Jadi kita harapkan, tidak ada lagi tes calistung ketika masuk SD,” ujar Romy.
Disampaikan Romy, anak-anak PAUD tidak boleh dipaksa untuk menghapal calistung, tapi sebaliknya harus diperkenalkan dengan cara bermain. Karena yang disebut konsep PAUD adalah paham dan mengerti apa yang dia baca.
“Contoh, yang kita ajarkan adalah Lagu Balonku Ada Lima, meletus 1 tinggal empat. Jadi mengajarkan anak numerasi dengan bernyanyi yang menyenangkan. Itulah tugas tutor PAUD,” kata Romy.
Usia 0-6 tahun, kata Romy, merupakan usia emas dimana otak berkembang pesat hingga 80%. Itulah sebabnya memasukkan anak ke satuan PAUD sangat efektif. Pada usia ini, anak mulai belajar hal-hal yang sangat mendasar untuk membawa dan memberikan pondasi kepada mereka dimasa yang akan datang.
Mengusung tema Penguatan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, Romy menyampaikan beberapa pesan penting untuk diperhatikan orang tua dan tutor PAUD.
“Ini akan menjadi tema kita hingga tahun depan. Jadi yang kita harapkan bahwa anak-anak yang selama ini bermain sambil belajar di PAUD, tidak merasa kaget ketika masuk ke tingkat SD. Itulah pentingnya ada transisi dari PAUD ke SD, sehingga anak-anak kita memiliki mental yang kuat,” kata Romy.
Dalam sambutannya, Romy juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua karena telah mempercayakan pendidikan anak-anak di satuan pendidikan PAUD.
“Semoga anak-anak yang kita lepas hari ini dapat menjadi anak yang sehat, cerdas, gembira dimasa mendatang, ” kata Romy. (Nid)