Rabu, Mei 21, 2025
spot_img

Rasa Takut Berlebihan di Kesendirian, Mengenal Kondisi Autophobia

Autophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap kesendirian. Ketakutan ini umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa kecil. Jika tidak segera diatasi, autophobia bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kehidupan sosial penderitanya.

Autophobia atau monophobia diartikan sebagai perasaan cemas atau takut berlebih yang dirasakan seseorang saat sendirian.

Tidak hanya sendiri secara fisik, tidak jarang rasa takut ini juga muncul ketika penderitanya merasa diabaikan atau tidak dicintai oleh orang di sekitarnya.

Dalam kondisi serius, penderita autophobia memerlukan pendampingan khusus. Namun, ada pula yang hanya membutuhkan keberadaan orang lain dalam satu ruangan yang sama atau di dalam rumah agar tidak merasa sendiri.

Mengenal Penyebab Autophobia
Autophobia termasuk dalam jenis fobia spesifik. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan kondisi ini, yaitu:

1. Pengalaman traumatis
Pengalaman traumatis yang dialami saat masih kanak-kanak bisa menjadi pemicu seseorang mengalami autophobia. Pengalaman tersebut bisa berupa kematian orang tersayang, perceraian orang tua, atau sering diabaikan oleh orang tua. Rasa trauma yang dialami bisa berbekas dalam pikiran dan terbawa hingga dewasa.

2. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian tertentu juga bisa menjadi pemicu autophobia. Misalnya, orang yang memiliki gangguan kepribadian dependen sangat takut jika ditinggalkan atau mengalami penolakan. Hal ini membuat perasaan tidak berdaya dan tidak mampu kerap muncul ketika penderitanya sendirian.

3. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan umum adalah kondisi ketika seseorang cemas secara berlebihan terhadap situasi tertentu, seperti takut memikirkan masa depan atau cemas akan kematian. Orang dengan gangguan ini memiliki kecenderungan mengalami autophobia karena pikiran tersebut kerap muncul saat sendiri.

4. Faktor genetik
Tidak bisa dihindari, kecenderungan untuk merasa takut dan cemas berlebihan dapat diwariskan dari orang tua. Ini karena selama hidup, manusia akan belajar dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika melihat anggota keluarganya memiliki ketakutan terhadap situasi tertentu, seperti kesendirian, tanpa sadar anggota keluarga lainnya bisa mengembangkan rasa takut akan hal yang sama.

5. Faktor biologis
Autophobia juga dapat disebabkan oleh faktor biologis pada sistem saraf di otak. Saat ada ancaman, otak akan secara alami membantu tubuh untuk menghindari malapetaka, misalnya dengan meningkatkan denyut jantung dan kontraksi otot guna menyiapkan tubuh untuk berlari.

Nah, situasi atau benda tertentu yang sebenarnya aman dan tidak berbahaya bisa saja dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang saat sendirian hingga akhirnya memicu kecemasan berlebihan.

Gejala Autophobia
Sama halnya dengan beberapa penderita fobia lain, penderita autophobia juga menyadari bahwa ketakutan dan kecemasan yang dirasakan tidaklah masuk akal.

Namun, penderitanya tetap tidak bisa mengendalikan reaksi fisik yang muncul ketika berada dalam situasi tersebut.

Berikut ini adalah beberapa gejala fisik yang muncul pada penderita autophobia:

Berkeringat
Gemetar
Menggigil
Sesak napas
Detak jantung meningkat
Nyeri dada
Mual
Sakit perut
Pusing atau pingsan
Telinga berdenging
Kebingungan

Mengatasi Autophobia
Tidak hanya gejala fisik, ketakutan yang muncul akibat autophobia juga bisa berdampak pada kemampuan penderitanya menjalani aktivitas fisik, misalnya ketika pergi ke sekolah dan bekerja. Namun, tidak perlu khawatir, autophobia umumnya dapat diatasi dengan psikoterapi.

Ini adalah jenis penanganan yang sering digunakan untuk mengatasi autophobia:

Terapi pemaparan
Ketika melakukan terapi ini, psikiater akan membantu penderita autohobia untuk menghadapi sumber ketakutan. Awalnya, penderita akan diajak untuk berjalan beberapa meter keluar rumah dan berdiri sejenak di luar.

Kegiatan ini dilakukan berulang kali hingga tingkat toleransi terhadap ketakutan bertambah. Selanjutnya, jarak dan waktu akan ditingkatkan secara perlahan seiring dengan berkurangnya rasa takut penderitanya terhadap kesendirian.

Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah perpaduan dua jenis terapi, yaitu terapi perilaku dan terapi kognitif. Pada sesi terapi ini, psikiater akan mencari tahu masalah dan faktor pemicu dari rasa takut yang dialami penderita autophobia.

Setelah itu, psikiater akan membantu mencari jalan keluar untuk mengatasi dan mengubah pandangan penderita terhadap fobia yang dimiliki.

Obat-obatan
Penggunaan obat biasanya diperlukan untuk mengendalikan gejala autophobia yang muncul selama sesi terapi. Beberapa jenis obat yang dapat diresepkan dokter meliputi antidepresan dan obat penenang. Namun, penggunaan obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter.

Hidup dengan kecemasan dan ketakutan berlebihan akan kesendirian tentu tidaklah mudah. Bagi penderita autophobia, kebahagiaan dan produktivitasnya sangat tergantung dengan keberadaan orang lain.

Namun, tidak perlu khawatir jika Anda merasa memiliki gejala autophobia dan jangan ragu untuk mencari bantuan ke psikolog atau psikiater. Hal terpenting adalah yakinlah bahwa Anda bisa pulih bila menjalani terapi dengan baik

Ditinjau oleh : dr. Airindya Bella

Berita Untuk Anda

Terpopuler

Bermain Air di Kolam Renang Licia Binjai, Anak-anak Alami Sakit Mata

BINJAI | Sejumlah anak sekolah dasar mengalami sakit mata...

FUI Sumut Kawal Sidang Kasus Penipuan Yang Melibatkan Pimpinan Ponpes

Pengadilan Negeri (PN) Binjai menggelar sidang perdana kasus penipuan...

Diskotik Krypton di Jalan Gajah Mada Medan Buka 24 Jam “Ada Peredaran Narkoba”

Medan - Tempat Hiburan Malam (THM) atau Diskotik Krypton di...

Oknum Polisi di Labusel Diduga Pesta Narkoba, Ada Postingan Istri di Media Sosial

Medan - Salah satu istri oknum Polisi di Labuhan...

Lantik 12 Pejabat Tinggi Pratama, Wagub Sumut Surya Minta Tunjukkan Kinerja yang Lebih Maksimal

MEDAN - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Surya...

Viral Video Syur Mirip Rebecca Klopper di Twitter Berdurasi 47 Detik

Viral video Rebecca Klopper di Twitter Indonesia, ia mendadak dikaitkan...

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

Bupati Asahan Hadiri Pelantikan DPP Ikatan Alumni UNA

Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin Siregar, S.Sos., M.Si meminta dengan terbentuknya Ikatan Alumni Universita Asahan (ILUNI UNA) dapat menjadi wadah yang efektif untuk menjadi...

Wabup Asahan Pimpin Penutupan 2 Lokasi Tempat Hiburan Malam

Wakil Bupati (Wabup) Asahan, Rianto, SH., MAP bersama tim gabungan yang terdiri dari Pemkab Asahan, Polres, Kodim 0208/AS dan seluruh instansi terkait menutup 2...

Bupati Asahan dan Wakil Bupati Asahan Serahkan Bantuan dan Tinjau Tanggul Jebol di Desa Sei Dua Hulu

Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, S.Sos., M.Si dan Wakil Bupati Asahan Rianto, SH. M.AP memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar kepada korban banjir dan...

Wabup Asahan Serahkan Kartu BPJS Gratis dan KIP di 4 Kecamatan

Wakil Bupati (Wabup) Asahan, Rianto, SH., MAP, menyerahkan kartu BPJS gratis kepada masyarakat dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada peserta didik di 4 Kecamatan....

Jemaah Calon Haji Anggota KORPRI Kabupaten Asahan di Upah-Upah

Bupati Asahan yang pada kesempatan ini di wakili oleh Asisten Administrasi Umum Setdakab Asahan Drs Muhilli Lubis, MM melangsungkan upah-upah jemaah calon haji anggota...

Pemkab Asahan Adakan Aksi Bergizi di Sekolah

Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin Siregar, S.Sos., M.Si berharap melalui kegiatan “Aksi Bergizi” dan pembagian Tablet Tambah Darah (TTD) di sekolah dapat melahirkan generasi...

Pemkab Asahan dan IAIDU Perkuat Dukungan Pembangunan Daerah

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan dan pihak Institut Agama Islam Daar Ulum (IAIDU) Kabupaten Asahan siap bersinergi untuk mendukung pembangunan daerah. Hal ini disampikan Rektor IAIDU,...

Kabupaten Asahan LPPD Terbaik Se-Sumatera Utara

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan keluar menjadi yang terbaik di Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara (Sumut) dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Berdasarkan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD)...