Muksin Nasution, warga Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, melukai vagina sang istri sampai robek. Aksi ini dilakukan lantaran sang istri menolak diajak berhubungan intim.
“Dirobek pakai tangannya, [luka robek] 10 cm,” kata Kapolsek Barumun AKP Miptahuddin.
Sang istri pun harus dilarikan ke rumah sakit akibat terus mengalami pendarahan yang hebat.
Mengetahui kejadian ini, dokter spesialis kandungan Boy Abidin mengatakan vagina robek dalam kasus ini lebih merujuk pada area bibir vagina atau labia.
“Daerah bibir vagina itu sifatnya tipis, bisa robek. Robek ini karena ototnya tidak siap, tegang, kaku,” kata Boy dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat (02/6).
Bibir vagina itu sebenarnya elastis. Elastisitas, lanjut dia, memang sudah disiapkan. Dalam hubungan intim, perlu ada foreplay sehingga otot vagina rileks, ada lubrikasi sehingga penetrasi bisa lebih nyaman.
Tanpa otot yang rileks dan lubrikasi, bibir vagina akan sempit, kaku sehingga jika dipaksa ada penetrasi atau aktivitas memasukkan sesuatu bisa robek.
Terlepas dari kasus di Sumut, Boy menjelaskan bahwa bibir vagina robek bisa ke arah atas, bawah atau samping yang sangat kecil kemungkinannya.
“Kalau robekan kena pembuluh darah besar [ke arah vagina], pembuluh darah aktif, terjadi pendarahan. Kalau tidak dihentikan, timbul kematian,” katanya.
Jika robek ke daerah anus, akan ada kerusakan atau gangguan saat buang air besar. Perempuan akan sulit mengontrol buang air besar.
Kemudian jika robek ke atas atau ke area kandung kemih, maka kontrol kencing terganggu.
Apa bibir vagina robek bisa diperbaiki?
Bibir vagina robek bisa diperbaiki. Boy mengatakan dokter akan menjahit area robekan terutama jika robek ke area vagina.
Tindakan jahitan akan seperti teknik jahitan luka episiotomi atau sayatan yang dibuat saat persalinan.
Sementara itu, jika robekan ke arah anus dan kandung kemih tindakannya akan berbeda.
“Robek ke anus, konsultasi ke dokter bedah untuk rekonstruksi. Robek ke arah kandung kemih, konsul ke spesialis urologi untuk diperbaiki,” ungkapnya.